Ini
tentang ceritaku, persahabatan yang terjalin karena terlalu seringnya kita
bersama. Mata kuliah kartografi sebenarnya punya dua sisi yang berbeda. Sama
hal-nya dengan yin dan yang. Disatu sisi mata kuliah ini bisa menjadi pemicu perpecahan
dalam suatu hubungan pertemanan karena sering rebutan rapido. Di satu sisi mata
kuliah ini bisa jadi pemersatu bahkan mempererat hubungan pertemanan.
Sebelumnya
kenapa mereka aku sebut keluarga pungut? Karena aku punya panggilan khusus buat
mereka. Ada Embah, Ayah, Bunda, Nyah, Abang, Pak cik dan Mamang. Kalau udah
ditanya emang saudara dari mana. Aku sering jawab gini “ saudara mungut dari
jalan satu, dari pasar satu, dan dari kebon satu”
Mata kuliah kartografi mengharuskan
aku untuk sering beradaptasi dengan teman-teman seangkatan ku. Karena aku cuma
punya 4 rapido dan nggak punya sablonannya jadi mengharuskan aku buat bekerja
sama. Sebagai mahasiswa baru nggak mudah buat nyari teman yang memang sejalan.
Tapi baru sehari di UPI aku udah berteman dengan Dewi. Keluarga pungut
pertamaku waktu itu.
Sebenarnya lucu juga sie dulu waktu
pertama kenal. Kita sama-sama nggak nyadar sebenarnya arah kostan kita itu
sama. Ngobrol-ngobrol sambil jalan tapi kita nggak sadar sama sekali. Karena
itu yang membuat kita dekat. Sering janjian pergi kuliah bareng. Kebetulan kita
sekelas. Keluarga pungut ku satu ini baik banget. Sering kali maag aku kambuh
dia yang nolongin. Ngompresin perut aku pake air panas. Kalau udah sakit maag
suka keingetan.
Karena susahnya mendeliniasi DAS aku
janjian sama Hadian dan Dian buat bikin peta bareng. Karena kostan ku nggak
boleh masuk cowok jadi kita nyari tempat buat belajar mendeliniasi. Ketemulah
sama Ayu, ketua kelompok aku dan Dewi waktu pertama kali kita ospek universitas
alias MIMOSA. Dikostan dia kita belajar bareng. Waktu itu aku bawa silverqueen.
Jadi persahabatan kita sebenarnya so sweet udah diikat dengan coklat.
Keluarga pungut kedua ku… Ayu alias
Nyah. Aku suka aja punya panggilan khusus buat seseorang yang aku sayang.
Sebenarnya lucu-lucuan aja sie. Tapi Cuma aku yang punya panggilan kayak gitu
ke dia. Kalau diliat dari luar memang sie Nyah ku ini galak, jutek, cuek bebek
minta ampun. Agak segan sie dulu kalau ngobrol sama dia. Pas udah keseringan
ternyata orangnya bocor juga.
Terkadang orang suka kesinggung sama
kata-katanya. Sebenarnya itu memang benar, kenyataan yang sebenar-benarnya.
Cuma sifat manusiakan nggak pernah mau menerima keburukan diri sendiri. Padahal
kalau direnungin kata-kata sie Nyah ini benar. Cuma karena orangnya
ceplas-ceplos dan apa adanya jadi orang suka salah sangka.
Aku sendiri fine fine aja kalau Nyah udah
mengomentari apa yang diliat dia kalau aku salah. Jadi aku tetap bisa dijalur
yang benar. Jarang banget kan ada orang yang bisa dengan apa adanya ngasi tahu
kalau kita salah.
Keluarga pungut ke tiga ku….abang
Hadian alias Dmenz. Dulu sebelum aku manggil dia abang, aku suka manggil dia
gini “Men…Men..” dengan suara yang digede-gedein gitu.
Awal kenal sama sie Abang dia itu
orangnya cool. Cuek banget dan kerjaannya Cuma nongkrong dipojokan kalau
kuliah. Tapi aku tahu orang kayak gitu pasti punya sisi bocornya. Pas sering
ngobrol dan ketemu buat ngerjain Kartografi. Aku nyambung banget sama dia.
Apalagi kalau udah obrolan anak dewasa.
Abangku ini baik banget, kalau diminta
tolong langsung dikerjain. Suka nggak enak kalau udah minta diinstalin laptop.
Kalau lagi bĂȘte dekat dia pasti ada aja yang bisa bikin ketawa. Suka ngubah
sair lagu sembarangan, suka nyeletuk aneh, dan autis kalau udah megang hp. Tapi
dari dia aku belajar buat cuek, belajar buat kerja tapi nggak banyak omong.
Sekarang keluarga pungutku yang
keempat…Ayah Dian yang punya nama paling panjang. Dian Muharomi Eka Al Fajar,
tu kan 22 huruf. Dekat sama Ayah ini juga Karena Kartografi. Sifatnya yang
kebapaan bikin aku punya panggilan Ayah buat dia. Yang kemudian diikutin sama
keluarga-keluarga pungut lainnya.
Curhat sama Ayah serasa curhat sama
bapak sendiri. Care banget sama sahabat-sahabatnya. Kalau diminta tolong sama
orang lain juga nggak pernah susah, apalagi pamrih. Pokoknya Ayah yang satu ini
is the best. Walaupun mukanya kayak tukang pukul tapi hatinya masjid banget.
“Jo…Jo…” keluarga pungut ku yang
paling aku hormati. Sesuai dengan panggilannya Embah Boim. Di panggil Embah karena
sering batuk-batuk kayak orang tua. Padahal masih seumuran, tapi Karena bawaan
muka juga kali terlalu dewasa.
Embah itu seperti pelindung bagi kita
yang cewek-cewek. Kalau ada yang gangguin embah langsung nanya siapa orangnya.
Jadi bermasalahnya sama Embah. Embah itu tempat aku ngadu. Paling sering nangis
didepan embah kalau udah ada masalah. Dia selalu punya nasehat dan alternative
pemecahan masalah.
Suka kalau udah pergi main sama Embah
suka makan yang enak-enak. Emang hobi makan sie. Tapi aneh nggak suka daging.
Embah pasti tahu tempat-tempat dengan makanan yang enak-enak. Jadi percaya aja
kalau dia udah bilang enak.
Dekat sama Embah otomatis bikin dekat
juga sama tiga laki-laki lainnya. Karena sering ngerjain kartografi dikostan
embah. Jadi sering bareng juga sama tiga laki-laki ini.
Mirip sama tukang jualan siomay di
rumah ku jadi bikin aku manggil dia Mamang Agus. Keluarga pungutku yang suka
minta saran tentang sie Neneng pujaan hatinya. Sie Mamang ku ini care banget.
Pernah waktu salah satu keluarga pungutku asmanya kambuh dia jam 2 malam
gedor-gedor apotek sama sie Embah nyari oksigen. Walaupun sekarang kita udah
nggak dekat. Masih suka kangen masa-masa main gitar bareng sama Mamang di base
camp kita.
Suka malu sama keluarga pungutku ini.
Pak cik Anton yang pintar banget memasak. Nasi liwet buatannya enak banget.
Suka kalau udah masak-masak terus dengar yang masaknya Pak cik. Langsung
semangat makan. Pernah buka laptopnya ternyata isi laptopnya banyak resep
masakan gitu. Aku aja sebagai cewek Cuma punya satu resep di laptop. Itu juga
Cuma resep pudding. Malu jadinya sebagai wanita kalau udah sama Pak cik.
Pak cik ini paling peduli sama wanita.
Aku sama Dewi suka teriak-teriak kalau udah di base camp. Pasti di tegur kalau
cewek itu nggak bagus di dengar lagi teriak-teriak. Terus pas aku sama Nyah Ayu
duduknya nggak sopan juga ditegur. Kalau orang yang nggak care pasti nggak akan
peduli lah sahabat ceweknya mau teriak-teriak, mau duduk dengan gaya apapun.
Tapi seorang Pak cik dia peduli dengan wanita.
Laki-laki terakhir dengan kedewasaan
paling kurang karena masih kecil. Sugih anak pak mamat. Keluarga pungut termuda
yang aku kenal. Dia baik dan care sama teman-temanya. Dia juga jago maen gitar.
Kalau udah pegang gitar aku suka nimbrung nyanyi di base camp.
Dua wanita yang menjadi keluarga
pungut ku karena praktikum Geologi. Karena laporan yang mesti dibuat bikin kita
sering ngumpul bareng. Lidia keluarga pungut kesembilan yang aku punya. Dia
udah seperti kakak bagi aku. Punya nasehat-nasehat dan saran yang bikin aku
lega. Sifat cueknya yang terkadang bikin orang mengganggap dia nggak bisa
bersosialisasi. Padahal dia baik banget, setia kawan minta ampun.
Penasehat dalam hal apapun, Bunda Ami.
Kelurga pungut terakir yang jadi penasehat kalau orang-orang lagi pada galau.
Punya sikap dewasa yang bikin kita memandang kedepan dan meninggal kan yang
memang sudah terjadi dibelakang.
Itulah kesepuluh keluarga pungut yang
aku punya. Walaupun kita berasal dari pulau-pulau yang berbeda serta latar belakang
yang pastinya berbeda. Tapi kita tetap bisa menjadi satu keluarga yang saling
melengkapi dan membimbing satu sama lain.
Keluarga Pungutku |
Waktu kita masih belum punya kesibukan
masing-masing. Sering ngumpul di kostan Embah Boim. Walaupun ibu kostannya
galak suka marah-marah kalau parkiran motor penuh atau kita berisik tapi itu
bukan penghalang buat kita untuk nggak ngumpul. Setiap ada yang ulang tahun
kita rayain bareng, ada yang sakit kita rawat bareng. Seperti itulah keluarga pungutku. keluarga yang setidaknya membuat aku berfikir kalau jauh dari keluarga juga tidak membuat aku lantas merasa jauh dari mereka. aku masih punya orang-orang yang bisa aku sayangi layaknya keluarga sendiri.
wah...selamat ya..
BalasHapusMakasih ya gung.Kalau mu dipungut juga bilang ya..hehehe
BalasHapuskereeennn...
BalasHapusia dong mas...nanti km aq pungut juga jd adek ku..hahahaha
BalasHapussetuju, teh...
BalasHapuskartografi pengikat silaturahmi..
hehehe..
Yups...tapi bisa jadi awal perpecahan gr2 rebutan rapido.8jangan sampai deh..
BalasHapus